Manfaat Dan Bahaya Ubi Kayu (Singkong)
Ubi kayu atau singkong adalah umbi-umbian yang biasa digunakan baik untuk kuliner maupun pengobatan tradisional. Digunakan untuk membuat tapioka, dijadikan hidangan, dan tersedia dalam bentuk suplemen, manfaat ubi kayu dianggap dapat meningkatkan kesehatan dengan meningkatkan kekebalan dan mengatur pencernaan. Akar tanaman kaya vitamin C, sedangkan daunnya mengandung betakaroten, lisin, dan senyawa lain yang bermanfaat bagi kulit dan metabolisme.
Manfaat Ubi Kayu (Singkong) Untuk Kesehatan
Ubi kayu merupakan makanan pokok di banyak tempat, mulai dari Amerika Selatan dan India hingga Indonesia dan Afrika Barat. Meskipun merupakan salah satu sumber karbohidrat terpenting di negara berkembang, ia adalah sumber protein dan nutrisi esensial yang buruk. Namun, karbohidrat tersebut mengandung senyawa yang diyakini sebagai anti-inflamasi dan antioksidan, termasuk asam fenolik, antrakuinon, saponin dan alkaloid.
Praktisi kesehatan alternatif percaya bahwa properti ini dapat membantu dalam pengobatan atau pencegahan kondisi kesehatan tertentu, termasuk:
- Radang sendi
- Kanker
- Ketombe
- Diabetes
- Diare
- Rambut rontok
- Infertilitas
- Partus lama
- Infeksi kulit
Beberapa klaim telah didukung oleh penelitian daripada yang lain. Beberapa diantaranya seperti kanker, telah terbukti tidak benar. Menurut American Cancer Society, "tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan bahwa manfaat ubi kayu atau tapioka efektif dalam mencegah atau mengobati kanker."
Penggunaan ubi kayu juga sama sebagai alat bantu kesuburan. Meskipun sering disarankan bahwa ubi kayu mendorong ovulasi bahkan meningkatkan kemungkinan kembarbuktinya adalah anekdot. Meski ubi kayu mengandung fitoestrogen dan asam folat, keduanya dapat meningkatkan kesuburan, ada banyak makanan lain yang jauh lebih kaya nutrisi ini.
Terlepas dari kekurangan ini, ada bukti bahwa ubi kayu dapat menawarkan manfaat di luar nutrisi.
Diabetes
Ubi kayu adalah serat tidak larut yang kaya selulosa. Ini adalah jenis serat makanan yang membantu pencernaan dan membantu mencegah sembelit dan penyakit divertikular. Ini juga diyakini sebagai prebiotik, sejenis serat yang mendorong pertumbuhan bakteri probiotik saat berfermentasi di usus.
Ada beberapa bukti bahwa efek ini dapat meningkatkan metabolisme dan kecepatan pembersihan gula darah dari darah yang proses ini disebut sebagai toleransi glukosa. Selain itu, ubi kayu memiliki indeks glikemik 46, nilai yang jauh lebih rendah dibandingkan makanan bertepung lainnya. (Semakin rendah indeks glikemik makanan, semakin lambat dicerna, dan semakin kecil kemungkinannya untuk meningkatkan gula darah setelah makan.)
Sebuah studi tahun 2018 di Journal of Nutrition and Human Health melaporkan bahwa 40 orang dewasa yang diberi makan 360 gram ubi kayu matang sebelum makan mengalami peningkatan toleransi glukosa dan kontrol glikemik. Hal ini terutama terjadi pada ubi kayu yang telah diperkaya dengan vitamin A.
Apakah hal yang sama akan terjadi dengan suplemen ubi kayu tidak jelas.
Diare
Terlepas dari manfaat ubi kayu untuk meredakan sembelit, sebuah studi tahun 2015 di Journal of Ayurvedic and Integrative Medicine menunjukkan bahwa ekstrak daun ubi kayu berbasis alkohol juga dapat mengobati diare sesekali.
Untuk penelitian ini, tikus lab dengan diare yang diinduksi diberi dosis oral ekstrak daun ubi kayu atau salah satu dari dua obat antidiare (loperamide atau atropine sulfate). Menurut para peneliti, tikus yang diberi ubi kayu mencapai gejala yang sama seperti loperamide yang diresepkan. Pada dosis yang lebih tinggi, ekstrak ubi kayu terlihat sebanding dengan atropin sulfat dalam memperlambat motilitas usus.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah efek yang sama dapat dicapai pada manusia.
Bahaya Ubi Kayu (Singkong)
Ubi kayu bisa menjadi bagian bergizi dari makanan seimbang, tetapi juga dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Ini terutama benar jika dimakan mentah atau setengah matang, yang keduanya dapat menyebabkan keracunan sianida.
Ubi kayu mengandung molekul gula yang disebut glikosida sianogenik. Ini diubah oleh tubuh menjadi sianida saat dimakan. Meskipun memasak umbi dapat mengurangi kandungan sianogenik ke tingkat yang dapat diterima, memasak yang tidak memadai dapat meningkatkan resiko keracunan.
Tanda keracunan sianida seperti mual, lemas, sakit kepala, sulit bernapas, dan kebingungan. Dalam kasus yang parah, kejang, kehilangan kesadaran, atau serangan jantung dapat terjadi. Resikonya bahkan lebih besar pada anak-anak karena ukuran tubuh mereka yang lebih kecil.
Ubi kayu dapat mempengaruhi fungsi tiroid, terutama selama kehamilan, meskipun secara umum tidak sampai pada tingkat yang dianggap bermasalah. Hal yang sama mungkin tidak berlaku untuk ibu hamil dengan penyakit tiroid yang mendasari di mana suplemen ubi kayu atau ubi kayu dapat menyebabkan gejala hipotiroid.
Karena fitoestrogen dalam ubi kayu dapat dikeluarkan melalui ASI, sebaiknya ubi kayu tidak dikonsumsi saat menyusui. Melakukannya dapat memengaruhi fungsi tiroid bayi yang menyusui.
Suplemen ubi kayu atau ubi kayu tidak diketahui berinteraksi dengan obat lain.
Post a Comment for "Manfaat Dan Bahaya Ubi Kayu (Singkong)"