Manfaat Jamur Secara Umum Bagi Kesehatan

Perkiraan bervariasi pada jumlah varietas yang dapat dimakan dari 300 hingga 2.000, tetapi hanya sekitar 10 yang ditanam secara komersial, menurut University of Idaho. Apakah itu memakannya mentah atau dimasak, berikut ini adalah beberapa manfaat jamur untuk kesehatan yang akan didapatkan saat menambahkannya ke dalam menu makanan kamu.

1. Manfaat Jamur Sebagai Anti-Kanker

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Experimental Biology and Medicine menguji lima jenis jamur (maitake, crimini, portabella, tiram, dan kancing putih) dan menemukan bahwa manfaat jamur tersebut secara signifikan menekan pertumbuhan dan reproduksi sel kanker payudara, menunjukkan jamur secara umum dan khusus mungkin dapat bersifat sebagai chemoprotective melawan kanker payudara.

Selain itu, jamur shiitake mengandung lentinan yaitu sejenis molekul gula. Menurut Memorial Sloan Kettering Cancer Center bahwa lentinan dapat membantu memperpanjang kelangsungan hidup pasien dengan beberapa jenis kanker saat digunakan dengan kemoterapi. Faktanya, telah disetujui sebagai adjuvan untuk kanker perut di Jepang sejak tahun 1985 karena memiliki efek anti tumor. "Lentinan tidak membunuh sel kanker secara langsung. Sebaliknya, ia meningkatkan sistem kekebalan, yang dapat membantu memperlambat pertumbuhan tumor. Lentinan juga membunuh virus dan mikroba secara langsung dalam penelitian laboratorium," menurut pusat kanker itu.

Para peneliti di Jepang mempelajari lebih dari 36.000 pria selama lebih dari satu dekade dan menemukan bahwa mereka yang rutin makan jamur memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat. Mereka yang mengonsumsi jamur tiga kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko 17% lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi jamur kurang dari sekali dalam seminggu. Ini sangat penting untuk pria berusia 50 tahun atau lebih. Hasilnya dipublikasikan di International Journal of Cancer.

2. Manfaat Jamur Dapat Meningkatkan Sistem Imun

Manfaat lentinan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Beta-glukan adalah gula yang ditemukan di dinding sel jamur (di antara tanaman lain) yang juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Lentinan berasal dari jamur shiitake, tetapi beta-glukan ditemukan dalam banyak varietas, yaitu jamur kancing yang umum.

3. Manfaat Jamur Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol

Secara umum, jamur bebas kolesterol selain itu jamur juga merupakan sumber kitin dan beta-glukan yang dapat menurunkan kolesterol. Sebuah studi di International Journal of Medicinal Mushrooms di International Journal of Medicinal Mushrooms menemukan bahwa manfaat jamur tiram merah muda dapat mengurangi kolesterol total dan LDL (kolesterol "jahat") pada tikus hiperkolesterolemia.

Jamur shiitake mengandung senyawa yang membantu hati memproses kolesterol dan mengeluarkannya dari aliran darah, menurut Andrew Weil, M.D., pendiri, dan direktur Arizona Center for Integrative Medicine di University of Arizona Health Sciences Center. Dan Josh Axe, D.N.M., penulis dan ahli gizi terlaris, menulis bahwa jamur "mengandung fitonutrien kuat yang membantu menjaga sel-sel agar tidak menempel ke dinding pembuluh darah dan membentuk penumpukan wabah, yang menjaga tekanan darah yang sehat dan meningkatkan sirkulasi."

4. Manfaat Jamur Sebagai Sumber Vitamin B Dan D

Jamur adalah salah satu dari sedikit sumber makanan yang mengandung vitamin D, yaitu vitamin yang larut dalam lemak yang dapat dibuat tubuh kita dengan paparan sinar matahari karena petani mengekspos tanaman mereka ke sejumlah kecil sinar ultraviolet, menurut laporan WebMD. Jamur kancing dan kriminis khususnya, mengandung vitamin D yang tinggi dan kriminis juga kaya akan vitamin penting lainnya yaitu vitamin B12. Vitamin B penting karena mengubah makanan menjadi bahan bakar bagi tubuh kita, memberi kita energi. Sementara itu vitamin D dapat membantu tubuh kita menyerap kalsium dan meningkatkan kesehatan tulang.

5. Manfaat Jamur Sebagai Anti-Inflamasi

Axe mengatakan jamur mengandung antioksidan kuat yang disebut ergothioneine, yang membantu menurunkan peradangan di seluruh tubuh. Weil menambahkan bahwa jamur reishi khususnya, yang telah digunakan secara medis di Asia selama ribuan tahun juga memiliki efek anti-inflamasi yang signifikan. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa jamur reishi memiliki banyak manfaat kesehatan. Karena melawan penyakit, menurunkan peradangan, menekan respons alergi, mengurangi pertumbuhan tumor, dan banyak lagi.

6. Manfaat Jamur Dapat Membantu Pasien Kanker

Dalam sepasang uji klinis terpisah di Johns Hopkins University School of Medicine dan New York University Langone Medical Center, 80 pasien kanker yang menderita kecemasan, depresi, atau ketakutan akan kematian diberi psilocybin, senyawa psikedelik alami yang ditemukan di sekitar 200 jenis jamur. Sekitar 80% dari mereka mengalami "peningkatan dalam optimisme, perasaan terhubung dengan orang lain, serta pengalaman mistis dan spiritual. Efeknya bertahan selama enam bulan masa tindak lanjut," menurut laporan Washington Post. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychopharmacology, menunjukkan bahwa psilocybin mungkin bermanfaat bagi orang dengan depresi atau gangguan stres pascatrauma.

7. Manfaat Jamur Dapat Membantu Melawan Penuaan

Dalam sebuah penelitian di Penn State, para peneliti menemukan bahwa manfaat jamur memiliki dua antioksidan, ergothioneine, dan glutathione dalam jumlah tinggi, yang keduanya terkait dengan sifat anti-penuaan. "Apa yang kami temukan tanpa ragu, jamur adalah sumber makanan tertinggi dari kedua antioksidan ini, dan beberapa jenis benar-benar dikemas dengan keduanya," kata Robert Beelman, profesor emeritus ilmu pangan dan direktur dari Penn State Center for Plant and Mushroom Products for Health, dalam sebuah pernyataan. Jumlah antioksidan berbeda-beda menurut spesies, pemenang sejauh ini adalah jamur porcini liar, kata para peneliti.

Demikian pula, sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa lansia yang makan lebih dari 300 gram jamur yang dimasak dalam seminggu memiliki kemungkinan setengahnya mengalami gangguan kognitif ringan. Studi enam tahun yang dilakukan dari 2011 hingga 2017 mengumpulkan data dari lebih dari 600 lansia di atas usia 60 yang tinggal di Singapura. Para peneliti memandang ergothioneine sebagai kemungkinan penyebab dampak ini.

*Sumber: treehugger